Senin, 04 Januari 2010

Kemampuan Serangga Menghasilkan Bom Termokimia

Terdapat kemampuan teknik mempertahankan diri pada serangga dan hewan kecil lainnya untuk dapat bertahan hidup didalam lingkungannya. Salah satunya serangga yang disebut sebagai serangga pengebom (Brachinus), mempertahankan diri dari predator dengan menyemprotkan bahan kimia yang member efek panas (menyengat).
Serangga Brachinus mempunyai sepasang kelenjar dibagian perut. Kelenjar tersebut merupakan kantung yang mengandung enzim yang dapat memproduksi senyawa kimia. Kelenjar yang satu menghasilkan larutan hidroquinon (C6H4(OH)2) dan yang lain menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2). Sebelum kedua zat tersebut disemprotkan, secara otomatis terjadi pelapasan secara bergantian dari kedua senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi eksoterm (menghasilkan kalor).

C6H4(OH)2 (aq) + H2O2(aq) C6H4O2(aq) + H2O(l) ∆H1 = -204 Kj mol-1
Hidroquinon quinon

Harga entalpi dari reaksi tersebut diperkirakan berasal dari reaksi tersebut:
C6H4(OH)2 (aq) C6H4O2(aq) + H2O(g) ∆H2 = 177 Kj mol-1
H2O2(aq) H2O(l) + O2(g) ∆H3 = -94,6 Kj mol-1
H2(g) + O2(g) H2O(l) ∆H4 = -286 Kj mol-1
Dengan Hukum Hess, maka ∆H1 = ∆H2 + ∆H3 + ∆H4
= [177 + (-94,6) + (-286)] Kj mol-1
= -204 Kj mol-1
Campuran dalam jumlah yang banyak dari hidroquinon dan peroksida ini akan menghasilkan kalor yang cukup untuk mendidihkan campuran tersebut. Dengan menekan secara bergantian dari kelenjar yang ada pada perutnya, akan dapat disemprotkan panas yang menyababkan predator merasa kesakitan. Selain itu, efek panas yang ditimbulkan dari hidroquinon ini dapat berakibat melepuhnya tubuh predator. Sekali melakukan serangan, perut serangga tersebut dapat menyemprotkan hidroquinon dan perksida secara bergantian sampai 20 hingga 30 kali secara cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar